Teknik storytelling adalah salah satu teknik yang efektif digunakan saat presentasi karena dapat membantu menyampaikan informasi dalam bentuk narasi atau cerita. Teknik storytelling dapat membantu presenter untuk membangun koneksi emosional dengan audiens, sehingga dapat mempengaruhi audiens untuk mengubah, menyetujui, atau mengambil tindakan terkait topik yang disajikan.
Apa itu storytelling?
Storytelling adalah sebuah teknik komunikasi yang menggunakan cerita atau narasi untuk menyampaikan pesan atau ide secara efektif. Dalam storytelling, narator biasanya menggunakan bahasa yang kreatif dan emosional untuk membuat pendengarnya merasa terlibat dan terinspirasi oleh cerita yang disampaikan.
Kenapa menggunakan teknik storytelling dalam presentasi?
Menggunakan teknik storytelling dalam presentasi bisa sangat membantu karena manusia pada dasarnya tertarik pada cerita. Dengan menggunakan teknik storytelling, presenter dapat menyampaikan informasi dengan cara yang lebih menarik perhatian audiens.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa teknik storytelling dapat sangat efektif dalam presentasi:
Memudahkan pemahaman. Cerita dapat membantu audiens untuk memahami informasi secara lebih mudah dan jelas. Dalam cerita, informasi disampaikan secara terstruktur sehingga audiens dapat menghubungkan informasi dan memahaminya dengan lebih baik.
Meningkatkan ingatan: Cerita yang baik dapat membantu audiens mengingat informasi yang disampaikan. Karena cerita melibatkan emosi dan imajinasi, inilah yang membuat retensi cerita dan informasi yang terkandung di dalamnya lebih mungkin untuk diingat oleh audiens.
Menarik perhatian: Cerita yang menarik dan disampaikan dengan tepat dapat membantu presenter dalam memikat perhatian audiens dan menjaga perhatian mereka selama presentasi. Karena manusia secara alami tertarik pada cerita, storytelling dapat membantu presenter menjaga audiens tetap fokus pada presentasi.
Struktur storytelling menggunakan Piramida Freytag
Piramida Freytag dinamai berdasarkan penciptanya, Gustav Freytag, seorang novelis dan penulis drama Jerman yang hidup pada abad ke-19. Pada tahun 1863, Freytag menerbitkan bukunya “Die Technik des Dramas” (Teknik Drama), di mana ia menguraikan struktur yang kemudian dikenal sebagai Piramida Freytag.
Freytag tertarik pada aspek teknis drama dan menganalisis struktur drama kuno Yunani dan Shakespeare. Ia mengamati bahwa sebagian besar drama mengikuti pola yang sama dari naiknya aksi, klimaks, dan penurunan aksi, dan ia mengformalkan observasi ini menjadi struktur lima bagian yang dapat diterapkan pada semua cerita.
Piramida Freytag telah digunakan secara luas untuk menganalisis dan mengajarkan struktur narasi dalam banyak bentuk cerita yang berbeda. Ini diakui sebagai alat yang berguna bagi penulis, guru, dan siswa sastra dan drama, serta untuk siapa saja yang tertarik dalam menciptakan narasi yang efektif, termasuk untuk presentasi.
Menggunakan struktur storytelling Piramida Freytag dalam presentasi
Berikut ini adalah contoh penggunaan piramida Freytag dalam presentasi:
Exposition atau pengantar. Bagian awal cerita yang memperkenalkan karakter, latar belakang, dan situasi.
Saat memulai presentasi, sampaikan pengantar dengan jelas. Berikan gambaran umum tentang topik yang akan dibahas, apa yang akan dicapai, dan mengapa itu penting. Jelaskan kepada audiens apa yang mereka harapkan dari presentasi ini dan bagaimana materi akan disajikan.
Rising Action atau penambahan ketegangan. Bagian di mana konflik muncul dan ketegangan mulai terbentuk. Di sini, cerita berkembang dan karakter utama menghadapi rintangan atau konflik yang memicu klimaks cerita.
Dalam tahap ini, perkenalkan masalah atau tantangan yang ingin diselesaikan. Berikan latar belakang tentang masalah yang sedang dihadapi dan jelaskan mengapa hal ini menjadi isu yang penting. Anda dapat menggunakan grafik, statistik, atau contoh konkret untuk membantu menjelaskan.
Climax atau klimaks: Bagian puncak cerita di mana konflik mencapai titik tertinggi, dan ketegangan mencapai klimaksnya.
Pada presentasi, ini bisa menjadi bagian di mana presenter menyampaikan argumen atau poin utama mereka. Berikan solusi untuk masalah yang dihadapi dan jelaskan mengapa itu efektif. Buat presentasi sejelas mungkin dengan banyak contoh konkret dan gambaran yang mudah dipahami.
Falling Action atau penurunan ketegangan: Bagian di mana ketegangan mulai menurun, dan karakter mulai bergerak menuju penyelesaian.
Pada presentasi, ini bisa menjadi bagian di mana presenter memberikan penjelasan lebih lanjut tentang argumen mereka. Di tahap ini, Anda dapat menyajikan argumen tambahan, menjelaskan detail pendukung yang mungkin belum disampaikan.
Resolution atau resolusi: Bagian akhir di mana konflik diselesaikan dan ada kejelasan atau kesimpulan.
Pada presentasi, ini bisa menjadi bagian di mana presenter menyimpulkan argumen mereka dan memberikan dorongan untuk tindakan (call to action).
Dengan mengikuti struktur piramida Freytag, presentasi akan memiliki alur narasi yang kuat dan memikat yang mampu mempertahankan perhatian audiens. Dengan demikian dapat membantu presenter untuk membangun argumen secara efektif dan membawa audiens ke kesimpulan yang diinginkan. Sehingga, tujuan presentasi dapat tercapai.
Demikianlah cara menggunakan teknik storytelling dengan Piramida Freytag dalam presentasi. Semoga bermanfaat buat Anda.
Salam sukses bermanfaat…
Photo by Matheus Bertelli